Di Indonesia, terdapat dua versi rendang
yang terkenal yaitu rendang kering dan rendang basah atau kalio.
Rendang kering banyak disebut sebagai rendang Minang sejati karena
proses masaknya yang meghabiskan waktu berjam-jam, hingga santan
mengering dan mengeluarkan minyak, serta bumbu pun diserap sempurna oleh
daging. Karena dimasak dalam waktu yang lama, rendang kering memiliki
warna yang lebih gelap yaitu cokelat kehitaman.
Jika dimasak
dengan tepat dan disimpan dalam suhu ruangan, rendang kering dapat tahan
selama tiga sampai empat minggu. Jika dibekukan, rendang dapat bertahan
hingga enam bulan lamanya.
Nah, rendang basah atau
kalio adalah rendang yang santannya belum begitu mengering karena waktu
memasaknya yang lebih singkat. Itulah sebabnya, rendang ini hanya dapat
disimpan dalam waktu kurang dari seminggu. Warna rendang basah biasanya
lebih pucat dan berwarna cokelat keemasan.
Bicara rendang,
Malaysia juga memiliki versinya sendiri. Ini tidak terlepas dari sejarah
panjang rendang yang telah dikonsumsi bangsa Melayu sejak tahun 1550,
menurut Hikayat Amir Hamzah. Inilah mengapa rendang banyak ditulis dalam
kesusastraan Melayu klasik.
Rendang Malaysia yang juga disebut
rendang kelantan dan memiliki beberapa perbedaan mendasar dengan rendang
Indonesia. Proses memasak rendang Negeri Sembilan jauh lebih singkat.
Tekstur
bumbu yang kental juga didapat dengan menambahkan kelapa parut yang
telah disangrai. Ini sungguh berbeda dengan rendang Minang yang dibuat
hingga berwarna kehitaman, tetapi tidak gosong. Kuncinya adalah dengan
terus mengaduk sampai bumbu terkaramelisasi.
Anda penasaran dengan variasi rendang tradisional yang belum banyak diketahui masyarakat, VIVA.co.id telah merangkumnya untuk Anda:
1. Rendang Lokan
Karena
terbuat dari kerang, rendang ini hanya dapat dijumpai di daerah
pesisir. Kota Painan adalah salah satu kota di Padang yang banyak
memproduksi rendang kerang. Lokan adalah kerang bercangkang besar,
setelah cangkang dipisahkan dari isinya, kerang ditusuk dengan jarum
yang telah diberi tali.
Alhasil bentuknya pun menyerupai gelang pengikat rambut. Untuk
memasak rendang lokan tidak membutuhkan waktu yang lama layaknya rendang
daging. Lokan dimasukkan saat minyaknya telah keluar dan berubah
menjadi kalio.
2. Rendang Pensi
Pensi
merupakan sejenis kerang kecil yang biasa ditemukan di danau Maninjau.
Biasanya pensi dimasak balado atau ditumis. Saat dibuat rendang, pensi
ditambahkan dengan daun pakis atau daun paku. Untuk cita rasa jika
dibandingkan dengan rendang lokan tidak jauh berbeda. Hanya saja kalau
lokan berukuran besar, sedangkan pensi berukuran kecil.
3. Rendang Daun Kayu
Mendengar
namanya saja sudah unik, apalagi rasanya. Rendang daun kayu merupakan
rendang kreasi yang dimasak oleh penduduk kota Payakumbuh saat tidak ada
persediaan daging. Rendang ini terdiri dari daun surian, arbai, jirak,
mali-mali dan rambai. Tambahan ikan haruan atau ikan gabus dalam rendang
membuat rasa rendang ini semakin lezat.
4. Rendang Sapuluik Itam
Rendang
asal daerah Simalanggang memiliki keunikan yang lain. Sapuluik hitam
atau tepung ketan hitam dicampur bersama dengan telur dan santan. Untuk
menambah rasa, digunakan campuran bumbu seperti bawang merah, bawang
putih, dan garam. Setelah semua bahan tercampur rata, adonan dikukus
dalam cetakan.
Setelang matang, adonan ketan hitam yang telah
matang dipotong menjadi dadu kecil. Sebagai proses akhir, potongan dadu
tersebut dimasukan ke dalam kuah rendang. Sedikit rumit untuk
membuatnya, tetapi semuanya terpuaskan dengan rasa ketan hitam yang
menyaru seperti hati sapi.
5. Rendang Tumbuak
Rendang
tumbuak atau samba tumbuak atau rendang bulek (karena bentuknya yang
bulat) adalah rendang khas dari daerah Payakumbuh. Rendang ini dibuat
dari campuran daging cincang dan kelapa gongseng yang sudah ditumbuk.
Selain bentuknya yang bulat unik, rendang ini juga mengandung lebih
sedikit lemak karena menggunakan daging yang sudah dicincang.
6. Rendang Belut
Varian
rendang yang satu ini bisa ditemui di daerah Lintau, Batusangkar, Agam,
Solok dan Lima Puluh Koto. Selain daging belut, rendang juga dimasak
bersama aneka daun. Jumlah daun yang digunakan dalam proses memasak
rendang ini bisa mencapai 100 jenis.
Secara garis besar, proses memasaknya sama dengan rendang biasa.
Namun, dedaunan tadi dimasukkan paling terakhir. Karena pembuatannya
cukup sulit serta melibatkan pencarian daun ke hutan belantara, rendang
belut jarang dikonsumsi sehari-hari, melainkan hanya saat diadakan
upacara adat.
7. Rendang Itik
Rendang itik
atau bebek menjadi varian rendang yang sangat populer di Nagari Kapau,
Bukittinggi. Proses memasaknya cukup rumit karena perlu keahlian
memotong bebek. Selain itu, daging bebek juga harus dipanggang terlebih
dahulu diatas api sebelum diolah menjadi rendang. Tak hanya daging
bebek, daging ayam juga lazim dijadikan rendang di daerah ini.
Home
»
»Unlabelled
» Manjakan Lidah Dengan Rendang
Friday, 30 October 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment