Friday 30 October 2015

Di Indonesia, terdapat dua versi rendang yang terkenal yaitu rendang kering dan rendang basah atau kalio. Rendang kering banyak disebut sebagai rendang Minang sejati karena proses masaknya yang meghabiskan waktu berjam-jam, hingga santan mengering dan mengeluarkan minyak, serta bumbu pun diserap sempurna oleh daging. Karena dimasak dalam waktu yang lama, rendang kering memiliki warna yang lebih gelap yaitu cokelat kehitaman.

Jika dimasak dengan tepat dan disimpan dalam suhu ruangan, rendang kering dapat tahan selama tiga sampai empat minggu. Jika dibekukan, rendang dapat bertahan hingga enam bulan lamanya.

Nah, rendang basah atau kalio adalah rendang yang santannya belum begitu mengering karena waktu memasaknya yang lebih singkat. Itulah sebabnya, rendang ini hanya dapat disimpan dalam waktu kurang dari seminggu. Warna rendang basah biasanya lebih pucat dan berwarna cokelat keemasan.

Bicara rendang, Malaysia juga memiliki versinya sendiri. Ini tidak terlepas dari sejarah panjang rendang yang telah dikonsumsi bangsa Melayu sejak tahun 1550, menurut Hikayat Amir Hamzah. Inilah mengapa rendang banyak ditulis dalam kesusastraan Melayu klasik.

Rendang Malaysia yang juga disebut rendang kelantan dan memiliki beberapa perbedaan mendasar dengan rendang Indonesia. Proses memasak rendang Negeri Sembilan jauh lebih singkat.

Tekstur bumbu yang kental juga didapat dengan menambahkan kelapa parut yang telah disangrai. Ini sungguh berbeda dengan rendang Minang yang dibuat hingga berwarna kehitaman, tetapi tidak gosong. Kuncinya adalah dengan terus mengaduk sampai bumbu terkaramelisasi.

Anda penasaran dengan variasi rendang tradisional yang belum banyak diketahui masyarakat, VIVA.co.id telah merangkumnya untuk Anda:

1. Rendang Lokan

Karena terbuat dari kerang, rendang ini hanya dapat dijumpai di daerah pesisir. Kota Painan adalah salah satu kota di Padang yang banyak memproduksi rendang kerang. Lokan adalah kerang bercangkang besar, setelah cangkang dipisahkan dari isinya, kerang ditusuk dengan jarum yang telah diberi tali.
Alhasil bentuknya pun menyerupai gelang pengikat rambut. Untuk memasak rendang lokan tidak membutuhkan waktu yang lama layaknya rendang daging. Lokan dimasukkan saat minyaknya telah keluar dan berubah menjadi kalio.

2. Rendang Pensi

Pensi merupakan sejenis kerang kecil yang biasa ditemukan di danau Maninjau. Biasanya pensi dimasak balado atau ditumis. Saat dibuat rendang, pensi ditambahkan dengan daun pakis atau daun paku. Untuk cita rasa jika dibandingkan dengan rendang lokan tidak jauh berbeda. Hanya saja kalau lokan berukuran besar, sedangkan pensi berukuran kecil.

3. Rendang Daun Kayu

Mendengar namanya saja sudah unik, apalagi rasanya. Rendang daun kayu merupakan rendang kreasi yang dimasak oleh penduduk kota Payakumbuh saat tidak ada persediaan daging. Rendang ini terdiri dari daun surian, arbai, jirak, mali-mali dan rambai. Tambahan ikan haruan atau ikan gabus dalam rendang membuat rasa rendang ini semakin lezat.

4. Rendang Sapuluik Itam

Rendang asal daerah Simalanggang memiliki keunikan yang lain. Sapuluik hitam atau tepung ketan hitam dicampur bersama dengan telur dan santan. Untuk menambah rasa, digunakan campuran bumbu seperti bawang merah, bawang putih, dan garam. Setelah semua bahan tercampur rata, adonan dikukus dalam cetakan.

Setelang matang, adonan ketan hitam yang telah matang dipotong menjadi dadu kecil. Sebagai proses akhir, potongan dadu tersebut dimasukan ke dalam kuah rendang. Sedikit rumit untuk membuatnya, tetapi semuanya terpuaskan dengan rasa ketan hitam yang menyaru seperti hati sapi.

5. Rendang Tumbuak

Rendang tumbuak atau samba tumbuak atau rendang bulek (karena bentuknya yang bulat) adalah rendang khas dari daerah Payakumbuh. Rendang ini dibuat dari campuran daging cincang dan kelapa gongseng yang sudah ditumbuk. Selain bentuknya yang bulat unik, rendang ini juga mengandung lebih sedikit lemak karena menggunakan daging yang sudah dicincang.

6. Rendang Belut

Varian rendang yang satu ini bisa ditemui di daerah Lintau, Batusangkar, Agam, Solok dan Lima Puluh Koto. Selain daging belut, rendang juga dimasak bersama aneka daun. Jumlah daun yang digunakan dalam proses memasak rendang ini bisa mencapai 100 jenis.
Secara garis besar, proses memasaknya sama dengan rendang biasa. Namun, dedaunan tadi dimasukkan paling terakhir. Karena pembuatannya cukup sulit serta melibatkan pencarian daun ke hutan belantara, rendang belut jarang dikonsumsi sehari-hari, melainkan hanya saat diadakan upacara adat.

7. Rendang Itik

Rendang itik atau bebek menjadi varian rendang yang sangat populer di Nagari Kapau, Bukittinggi. Proses memasaknya cukup rumit karena perlu keahlian memotong bebek. Selain itu, daging bebek juga harus dipanggang terlebih dahulu diatas api sebelum diolah menjadi rendang. Tak hanya daging bebek, daging ayam juga lazim dijadikan rendang di daerah ini.

0 comments:

Post a Comment