Awal mula restoran ini gara-gara Ir Santoso Djaluwahono, sang
pemilik, terkena penyakit jantung. Sebelum punya usaha ini, Santoso kala
itu adalah kontraktor, namun karena kerusuhan 1998 proyeknya ludes.
Akibatnya penyakit jantung yang dideritanya sejak tahun 1993 kambuh.
Setelah dibawa ke rumah sakit ia dianjurkan untuk makan ikan dan unggas
air salah satunya bebek.
Ia mulai mencoba memelihara bebek hanya untuk konsumsi. Namun
karena senang memelihara dan bebek sebanyak itu tidak habis ia konsumsi.
“Saya coba-coba jual. Ternyata ada untungnya. Bebek jantan saya
kawinkan dengan entok betina. Kalau kebalikannya saya kawinkan dengan
inseminasi,” ujar Santoso.
Ia mulai budidaya tiktok ini tahun 2001. Sebelum menyilangkan
dengan entok, Santoso lebih dulu menyilangkan dua bebek jenis Cherevelly
dari Inggris dan bebek Mojosari dari Jawa Timur. Hasil persilangan itu
ia namakan bebek santos. Kemudian bebek santos tersebut disilangkan
dengan entok untuk menghasilkan varian baru yang diberi nama tiktok.
Hasil persilangannya ini sudah diteliti oleh ahli gizi Balai
Pendidikan dan Peternakan di Ciawi Bogor. Hasilnya aman untuk dikonsumsi
oleh segala usia. Menurutnya kendati berdaging tebal namun sangat
rendah kolesterol.
Daging Tiktoknya sehat tanpa obat. Dari menetas sampai besar tidak
dipelihara menggunakan obat maupun vaksin sama sekali. Untuk makanannya
ia mengambil limbah kepala ikan tongkol untuk dijadikan tepung. Hasilnya
tiktok cepat besar dan gemuk.
Ia lalu membuka sebuah rumah makan dengan ciri khas daging tiktok.
Rumah makan Tiktok Van Depok tergolong sederhana. Hanya dipajang satu
etalase kecil untuk menghidangkan tiktok goreng dan tiktok panggang. Di
situ juga ditawarkan tahu-tempe goreng, lalapan, sambal, dan tutug
oncom.
Selain dua menu itu, masih ada menu tongseng tiktok, tiktok saus
tiram, nasi goreng tiktok, sup saher (sayap leher tiktok), dan tiktok
bengis. Tiktok bengis adalah tiktok yang dimasak dengan cabe, kemangi,
dan lengkuas (disingkat bengis).
Terdapat pula tongseng bebek, Sumiati, istri Santoso, memasak
tongseng tiktok ini memakai susu sapi yang didapat segar dari peternakan
saudaranya, tidak jauh dari rumah makan itu.
Pengunjung yang memesan tiktok goreng atau panggang, tidak perlu
menunggu lama. Pasalnya, Sumiati sudah lebih dulu menggoreng atau
memanggang tiktok sebelumnya. Begitu ada pesanan, tinggal memanaskan di
microwave. Supaya lebih nikmat, tiktok goreng bisa dimakan dengan abon
tiktok .
Pembeli mengambil sendiri nasi, lalap, sambal dan tutug oncom.
Dalam tutug oncom itu juga ada irisan kecil daging tiktok. sementara
itu, untuk menu tiktok yang lain, pengunjung harus menunggu 10-15 menit
karena baru dimasak ketika ada pesanan.
Pengunjung yang datang kebanyakan artis, pejabat atau pengusaha,
mereka datang menggunakan mobil. Maka Santoso sengaja memajang gerobak
di depan rumahnya agar pengunjung tahu bahwa makanan yang ia jual tidak
mahal.
0 comments:
Post a Comment