Ternyata, menyantap makanan secara perlahan
dapat membuatnya terasa jauh lebih lezat di lidah. Itu diungkapkan oleh
sebuah studi yang belum lama ini dilakukan.
Sekelompok peneliti telah menemukan, cara bagian belakang mulut
manusia merasakan aroma makanan yang memengaruhi kita dalam merasaka
cita rasa makanan. Namun, ini hanya dapat dilakukan jika Anda bernapas
perlahan. Ketika Anda menikmati makanan dengan terburu-buru, pengalaman
tadi tidak dapat Anda rasakan.
"Ini menegaskan bahwa terdapat jalur untuk volatil dari mulut ke
rongga hidung agar Anda mampu merangsang aroma. Banyak orang tidak
menyadarinya karena mereka mengira itu adalah cita rasa makanan yang
dirasakan di mulut," ujar Dr Gordon Shepherd, profesor ilmu saraf di
Yale University.
Pria yang juga merupakan penulis studi itu juga mengatakan, temuan
tersebut memberikan bukti baru untuk membantu manusia memahami apa yang
terjadi saat mereka mengonsumsi makanan dan minuman.
Dalam studi, para peneliti membangun model tenggorokan, mulut dan
rongga hidung manusia menggunakan printer tiga dimensi. Kemudian mereka
menggunakan model tadi untuk menganalisis bagaimana udara mengalir
melalui mulut seseorang saat makan.
Para peneliti menemukan, bahwa molekul dari makanan, disebut
volatil, dikumpulkan di bagian belakang mulut, di mana mereka dibawa
oleh udara yang dihembuskan ke rongga hidung. Dari sana, reseptor saraf
penciuman di hidung dapat merasakan aroma makanan. Cita rasa yang
dirasakan dengan cara yang kompleks ini disebut aroma retronasal.
"Ini adalah mekanisme yang terkuat jika kita makan secara perlahan
dan bernapas dengan lancar," ujar Dr. Rui Ni, asisten profesor teknik
mesin di Penn State University sekaligus penulis utama studi tersebut.
Sebaliknya, jika Anda makan dengan cepat, bernapas berat karena
terburu-buru, Anda tidak bisa mencicipi banyak makanan karena Anda
membuang banyak volatil makanan dengan menghirup mereka ke paru-paru.
Demikian menurut Rui Ni.
Untuk itu, ia menyarankan untuk bernafas secara perlahan melalui
hidung, namun, memungkinkan udara untuk mengalir ke bawah rongga hidung
dan ke paru-paru, menciptakan semacam penghalang udara yang memisahkan
tenggorokan dan mulut untuk menghindari volatil mengalir ke paru-paru.
Dengan begitu, saat menarik napas, Anda menyapu udara ke bagian belakang
mulut untuk membawa volatil ke dalam hidung.
Para peneliti menyimpulkan bahwa aliran udara secara efektif
mengontrol arah dan pergerakan volatil, atau dengan kata lain, Anda akan
merasakan aroma dan cita rasa makanan dengan lebih baik jika Anda makan
secara pelan-pelan. Studi ini telah dipublikasikan di Proceedings of
the National Academy of Science.
0 comments:
Post a Comment