Friday, 20 November 2015

Ternyata, menyantap makanan secara perlahan dapat membuatnya terasa jauh lebih lezat di lidah. Itu diungkapkan oleh sebuah studi yang belum lama ini dilakukan.

Sekelompok peneliti telah menemukan, cara bagian belakang mulut manusia merasakan aroma makanan yang memengaruhi kita dalam merasaka cita rasa makanan. Namun, ini hanya dapat dilakukan jika Anda bernapas perlahan. Ketika Anda menikmati makanan dengan terburu-buru, pengalaman tadi tidak dapat Anda rasakan.

"Ini menegaskan bahwa terdapat jalur untuk volatil dari mulut ke rongga hidung agar Anda mampu merangsang aroma. Banyak orang tidak menyadarinya karena mereka mengira itu adalah cita rasa makanan yang dirasakan di mulut," ujar Dr Gordon Shepherd, profesor ilmu saraf di Yale University.

Pria yang juga merupakan penulis studi itu juga mengatakan, temuan tersebut memberikan bukti baru untuk membantu manusia memahami apa yang terjadi saat mereka mengonsumsi makanan dan minuman.

Dalam studi, para peneliti membangun model tenggorokan, mulut dan rongga hidung manusia menggunakan printer tiga dimensi. Kemudian mereka menggunakan model tadi untuk menganalisis bagaimana udara mengalir melalui mulut seseorang saat makan.

Para peneliti menemukan, bahwa molekul dari makanan, disebut volatil, dikumpulkan di bagian belakang mulut, di mana mereka dibawa oleh udara yang dihembuskan ke rongga hidung. Dari sana, reseptor saraf penciuman di hidung dapat merasakan aroma makanan. Cita rasa yang dirasakan dengan cara yang kompleks ini disebut aroma retronasal.

"Ini adalah mekanisme yang terkuat jika kita makan secara perlahan dan bernapas dengan lancar," ujar Dr. Rui Ni, asisten profesor teknik mesin di Penn State University sekaligus penulis utama studi tersebut.

Sebaliknya, jika Anda makan dengan cepat, bernapas berat karena terburu-buru, Anda tidak bisa mencicipi banyak makanan karena Anda membuang banyak volatil makanan dengan menghirup mereka ke paru-paru. Demikian menurut Rui Ni.

Untuk itu, ia menyarankan untuk bernafas secara perlahan melalui hidung, namun, memungkinkan udara untuk mengalir ke bawah rongga hidung dan ke paru-paru, menciptakan semacam penghalang udara yang memisahkan tenggorokan dan mulut untuk menghindari volatil mengalir ke paru-paru. Dengan begitu, saat menarik napas, Anda menyapu udara ke bagian belakang mulut untuk membawa volatil ke dalam hidung.

Para peneliti menyimpulkan bahwa aliran udara secara efektif mengontrol arah dan pergerakan volatil, atau dengan kata lain, Anda akan merasakan aroma dan cita rasa makanan dengan lebih baik jika Anda makan secara pelan-pelan. Studi ini telah dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Science.

0 comments:

Post a Comment