Friday, 20 November 2015

Seorang wanita dengan gelar sarjana ekonomi mampu menembangkan usahanya dalam jangka waktu satu tahun. Ia adalah Melby Baradja pemilik Aussy Burger.

Ia mulai tahun 2005 saat masih kelas 2 SMA. Awalnya iseng karena melihat di depan rumah ada ruang kosong yang cukup luas. Ia terpikir untuk jualan kecil-kecilan. Waktu itu masih bingung mau jualan apa yang tidak ribet dan modal juga seadanya sesuai kocek anak SMA.
 
Idenya  muncul dari sang kakak. Kakaknya baru pulang dari Australia, makanan kesukaannya adalah burger Australia. Akhirnya ia membuat lapak dengan ukuran 2x2 meter.
 
“Saya juga langsung memberi nama Aussy Burger karena memang saya sudah memikirkan konsepnya dari awal bahwa ini adalah burger khas Australia,” katanya.
 
Tak disangka, usaha Melby meledak sampai kewalahan memenuhi pesanan Proses memasaknya masih di dalam rumah karena tempatnya juga kecil. “Tahun 2006 saya bisa menyulap tempat ukuran 2x2 meter menjadi resto semi outdoor di rumah saya,” katanya.
 
Di tahun kedua ia membuka cabang baru setelah terbentuknya Aussy Burger resto yang pertama. Karena omsetnya kelihatan bagus akhirnya ia buka beberapa cabang dengan jangka waktu 4-6 bulan. Kini ia mengelola cabang kepemilikan sendiri di Jakarta yaitu daerah Bintaro, Gandaria, dan Cilandak.
 
Aussy Burger menghadirkan konsep berbeda untuk bersaing dengan kompetitor. Target marketnya para remaja. Anak muda senang makanan seperti ini dan mereka juga senang menjalin sosialisasi di tempat-tempat makan.
 
“Saya membidik pasar anak muda. Saya juga menyediakan menu khusus untuk vegetarian. Segmentasi pasar kita adalah remaja. Maka harga disesuaikan dengan kantong mereka. Harga dari Rp12 ribu sampai Rp20 ribu,” papar Melby.
 
Dengan keunggulan dan target market yang jelas, Melby pun berani mengembangkan Aussy Burger dalam bentuk franchise atau waralaba.

0 comments:

Post a Comment